KEBUN RAYA BALI


Setelah dari Danau Beratan kita ke.... Kebun Raya Bali. Ini akan menjadi kebun raya ke 4 yang saya datangi setelah Kebun Raya Bali, Kebun Raya Purwodadi, dan Kebun Raya Baturaden. Saya sangat excited tiap kali maen ke kebun raya. Lokasi kebun raya sangat dekat dengan Danau Beratan. Hanya dalam waktu 5 menit kita sudah sampai di kebun raya. Kebun raya ini letaknya agak masuk dari jalan raya.


Parkir motor berada di depan kebun raya. Tempatnya teduh dengan pohon-pohon tinggi yang menaungi. Motor yang terparkir sangat sedikit, bisa dihitung dengan jari. Jauh berbeda dengan Kebun Raya Bogor. Apakah karena lokasi Kebun Raya Bali ini jauh dari kota ya? Mungkin juga karena kalah pamor dengan Pura Ulun Danu. Atau mungkin karena sebagian besar orang tidak suka berwisata ke kebun raya yang menyerupai hutan.




Pembelian tiket masuk berada di parkir motor juga. Tiket masuk per orang adalah Rp 10.000,-. Wah murah banget. Kita juga minta denah area kebun raya karena tidak dikasih. Oleh petugas loket kita diberi denah berupa kertas folo ukuran F4. Walah membumi gini denahnya hehehe… Ada pintu kecil di dekat loket masuk. Ada sepasang pengunjung yang keluar dari pintu itu. Akhirnya kita ikut juga lewat pintu ini, tidak lewat pintu gerbang utama. Melalui pintu ini kita sampai di pinggir jalan. Di sebelah kiri kita jalan lurus sepi yang diapit pohon-pohon palem. Pohonnya bagus. Mau kesana tapi menuju ke mana ya? Daripada sampai di tempat yang tidak jelas, lebih baik kita jalan ke gerbang utama saja.





Pintu masuk Kebun Raya Bali ini sungguh luar biasa. Jalan panjang terbelah 2 dengan tanaman dan patung-patung dengan jarak beberapa meter antara satu sama lain. Bagi pecinta seni pasti akan senang berada disini. Bagi saya orang awam akan seni, patung-patung ini adalah pemanis diantara hijaunya pepohonan dan mobil-mobil yang kadang-kadang lewat. Yaaaa... seperti di Kebun Raya Purwodadi dan Kebun Raya Baturaden, disini juga mobil boleh masuk, hmmmm.... Jalan ini seperti tidak berujung, panjangnya...


rumah pohon
Setelah jalan beberapa menit yang terasa lama, kita sampai di patung besar yang dulu saya lihat di Jalan-Jalan Men ketika saya begitu tergila-gila dengan Jebraw dan Naya. Ya, saya memang tau Kebun Raya Bali ini pertama kali dari Jalan-Jalan Men. Tapi dulu belum cinta banget sama kebun raya sih. Persis seperti di Jalan-Jalan Men, di sebelah barat jalan ada Outbond Treetop. Semua sarana outbond di atas pohon. Kalau di Jalan-Jalan Men kelihatan seru banget. Jebraw dan Naya sampai habis-habisan gitu outbondnya. Kita cuma bengong aja liat dari bawah. Selain sepi, biaya outbond juga mahal. Sebagai sobat missqueen saya nggak tega bayar 




Jadi Kebun Raya Bali atau nama resminya Kebun Raya Eka Karya, jalan aspalnya ini panjang bener. Ditambah jalannya agak menanjak, bikin napas dan kaki bekerja sedikit extra. Tetapi rasa capek hilang begitu lihat padang rumput luas di sebelah kiri selepas area Outbond Treetop. Ya Allah hijau banget. Luasnya… Langsung pengen guling-guling rasanya. Pohon-pohon cemara juga besar dan kelihatan sudah tua. Padang rumput plus pohon-pohonnya kelihatan kayak di pekarangan luas rumah-rumah Amerika di film-film gitu. Kayak rumah di film We Bought A Zoo gitu. Duh hidupku kok terhantui film gini yak hahaha… 





Lapangan rumput ini seperti lapangan rumput luas di Kebun Raya Bogor. Tapi di sana lapangan rumput dari pinggir jalan datar kemudian menanjak dan rame sekali penuh dengan pengunjung dengan berbagai macam aktivitas. Sementara di Bali Botanical Garden ini lapangan rumput datar dan sepi. Beberapa pengunjung sedang berjalan-jalan dan ada beberapa orang yang sibuk mengelar tikar untuk piknik. Petugas kebun raya terlihat sedang sibuk memotong rumput. Selain itu lapangan rumput sepi. Serasa milik pribadi ini lapangannya hehehe…




Lanjut jalan lagi. Ternyata capek ya. Padahal ini baru seujung doang aja dari Kebun Raya Bali ini. Kita berhenti istirahat di pinggir jalan. Ada tempat beristirahat dengan tempat duduk dan beratap, jadi tempatnya teduh. Dari sini kita bisa melihat padang rumput luas di bawah. Rumput dan pepohonan terlihat sangat terawat dan rapi. Rasanya seperti sedang melihat lapangan golf yang luas dan hijau *padahal mah belum pernah ke lapangan golf . Atau rasanya sedang berada di sebuah resort mewah dengan pemandangan padang rumput luas. Hanya maen ke kebun raya gini bisa dapat perasaaan mewah gini ya hahaha….




Baru dapet segini aja rasanya udah capek. Mungkin karena dari pagi udah muter-muter kali ya. Setelah lihat peta, ya ampun masih luas banget yang belum didatengin. Dulu aja butuh waktu dari pagi sampai siang buat muterin Kebun Raya Bogor, itu aja masih ada tempat yang belum didatengin. Gini nih kalau main ke kebun raya cuma jalan kaki aja. Akhirnya dengan berat hati diputuskan untuk menyudahi saja sampai disini. Karena habis ini masih main mau main ke Tanah Lot. Duh agak nggak rela tapi ya sudahlah….




Kembali jalan ke parkiran kita melewati pohon yang tumbuh di tengah jalan. Keren nih, enggak dipotong sama petugasnya. Kembali ke tempat awal jalannya menurun. Terlihat sebuah tenda doom berdiri di lapangan rumput. Oh yang saya kira tadi menggelar tikar mau piknik ternyata mendirikan tenda doom. Apa mau ngecamp ya? Wah saya juga mau sekali lho ngecamp di kebun raya gini. Pasti pas malam sepi banget, cuma kedengeran suara hewan-hewan malam, hiiiii…. Seru ya. Tapi saya belum pernah dengar sih ada kebun raya yang bisa buat ngecamp.





Di sebelah kiri jalan masih ada jalan-jalan kecil menuju lapangan olahraga dan taman-taman. Terlihat banyak orang yang sedang membawa sapu dan menyapu jalan serta rumput. Rajin banget ya petugas-petugas kebun raya disini. Ternyata Kebun Raya Bali ini langsung dibawah LIPI seperti halnya Kebun Raya Bogor. Pantesan terjaga dan terawat sekali. Beda jauh dengan Kebun Raya Purwodadi yang dikelola oleh pemerintah daerah. Apalagi Kebun Raya Baturaden yang bentuknya malah hutan begitu 



Agak tidak rela kalau langsung cabut begitu saja, kami melipir ke sebelah kiri jalan karena melihat tulisan taman mawar. Kami melewati tiang-tiang yang dipenuhi lumut hijau. Terlihat sekali kurang terawatt. Mungkin karena agak jauh dari jalan utama tadi. Jalan ini seperti taman terlantar yang sudah melewati masa jayanya. Benar saja, terlihat pohon-pohon mawar yang tidak terawat sama sekali. Pohon-pohon mawar terlihat meranggas tanpa daun, padahal sekarang musim hujan. Sayang sekali, padahal desain tamannya sudah bagus, berbentuk lingkaran. Saya membayangkan kalau terawat dan penuh dengan bunga mawar, akan seperti di taman mawar di Taman Bunga Nusantara jadinya.



Di sebelah taman mawar terdapat lapangan luas juga. Ada beberapa orang sedang bermain bola. Wah kok asyik bener ya kebun raya ini, bisa buat main sepakbola juga. Dan saya yakin masih banyak tempat-tempat seru yang lain yang belum saya jelajahi di Bali Botanical Garden ini. Sepertinya baru seperempat aja yang baru saya datangi 


Sepertinya semesta juga mendukung kami untuk mengexplore Kebun Raya Bali ini secuil saja. Mendadak gerimis turun dengan intensitas sedang. Kami langsung kalang-kabut karena samasekali tidak memiliki payung selama traveling di Bali ini. Pun tidak ada tempat berlindung juga selain di bawah pohon. Akhirnya kami berlari-lari kecil menuju parkiran. Apa mau dikata akhirnya kami menyudahi mengeksplore Kebun Raya Bali ini. Sungguh sangat menyesal. Semoga lain kali kami bisa datang lagi ke Kebun Raya Bali ini dan bisa mengexplore semua area disini ya. Aamiin Ya Allah 



0 komentar:

Blogger Template by Clairvo