WANA WISATA SEKIPAN


Sekian lama mendengar nama Sekipan, akhirnya berkesempatan kesana juga. Dalam rangka maen di hari Minggu, sehingga tidak bisa maen terlalu jauh. Tentunya hanya bisa maen di sekitar Jogja saja. Akhirnya dipilihlah Sekipan setelah lihat postingan orang yang terlihat hijau. Gampang banget ya milih tempat maen. Asal hijau aja, langsung pengen kesana. Hahahaha... 


Sekipan tempatnya agak mblusuk. Sedikit di atas Tawangmangu, jalan masuk menuju Sekipan melewati gang kecil. Kanan-kiri jalan adalah rumah-rumah penduduk. Habis rumah terbitlah ladang-ladang strawberry. Memang Sekipan terkenal dengan strawberrynya. Tapi jenis yang kecil. Bukan yang besar-besar dan montok menggemaskan seperti strawberry yang ada di Ciwedey.


Ladang strawberry tidak terlalu luas. Di sela-sela ladang terdapat vila-vila yang disewakan. Pasti asyik menginap disini. Udaranya sejuk. Pemandangannya pun indah, hijau. Tempat ini berada di semacam lembah. Dikepung oleh dinding hijau pohon-pohon cemara. Terlihat sepi dan damai hehe...


Ternyata Sekipan ini adalah wana wisata. Alias hutan wisata. Kirain cuma perkebunan strawberry aja hahaha.. Tempat ini ramai oleh pengunjung yang sedang outbond. Tempat untuk outbond sangat luas. Mau outbond kayak apa, mau jungkir balik kayak apa, bisa deh disini. 


Lurus melewati area outbond, adalah hutan pinus. Dari tempat outbond hutan pinus terlihat liar dan sepi. Nyali menciut dan nggak jadi mengeksplore hutan pinus lebih jauh lagi. Takut diculik vampir ganteng atau manusia serigala hahahahaha... 


Akhirnya cuma duduk-duduk aja di batang pohon yang dijadikan kursi dan meja. Menikmati pemandangan dan melamun. Kalau punya rumah disini gimana ya? pasti betah banget duduk-duduk di halaman rumah menikmati hijaunya pemandangan. Jadi pengen punya rumah ditengah hutan kayak di film-film itu. Jauh dari macet dan polusi.


Wana wisatanya nggak ada yang seru sih. Cuma suka hijaunya pepohonan disini aja. Malah lebih suka dengan ladang-ladang di luar wana wisata. Ada sepetak ladang yang ditumbuhi bunga-bunga kecil liar berwarna ungu. Jadi ingat bunga-bunga ungu liar yang dulu tidak kutemukan di Kawah Wurung. Mungkin bunganya seperti ini.


Ladang yang ditumbuhi bunga-bunga liar cantik dengan latar belakang hijaunya pohon-pohon cemara. Ahhhh tempat sederhana seperti ini pun indah 

0 komentar:

Maafkeun Saya Pak Sultan :D


Setua ini baru kemarin saya bertandang ke Keraton Yogyakarta. Padahal tahun lalu maen ke Keraton Surakarta. Sebagai warga DIY saya merasa durhaka. Maafkeun saya nggih pak Sultan hehehe...


Berhubung hari Minggu ada pertunjukan tari di Bangsal Manganti. Pertunjukan tari dimulai pukul 11.00. Sebelum jam 11.00 bangsal Manganti sudah dipenuhi wisatawan. Sebagian besar adalah wisatawan asing. Mereka sudah duduk dengan rapi di kursi rotan yang disediakana pihak keraton. Yang tidak kebagian kursi duduk lesehan di pinggir bangsal, dan berdiri di belakang kursi.


Pertunjukan terdiri dari 3 tari. Tarian pertama entah tari apa hahaha... Tarian kedua entah tarian apa hahaha... Tarian kedua terlihat lebih atraktif dan menarik. Sepertinya menceritakan peperangan karena ada adegan tusuk-tusukan pakai keris.


Setelah disuguhi tarian oleh wanita-wanita cantik,  tarian ketiga dihadirkan oleh cowok kekar dan monyet putih. Si monyet naik-naik ke badan lawannya lagi. 3 pertunjukan tari kurang lebih memakan waktu 2 jam.


Selesai pertunjukan, kita masuk ke dalam keraton. Bentuk bangunan mirip dengan keraton Kasunanan Solo. Keraton Ngayogyakrta Hadiningrat lebih luas dari Keraton Solo. Di Keraton Solo harus melepas alas kaki ketika memasuki halaman Keraton. Sementara di Keraton Jogja alas kaki boleh dipakai.


Di bagian selatan dan timur, adalah bangunan-bangunan yang dipergunakan sebagai museum. Bagian paling sepi pengunjung adalah bangunan paling pojok timur. Bagian ini berisi lukisan-lukisan besar raja-raja Solo. Udah gelap, dingin, sepi, dipandangi raja-raja jaman dulu. Hiiiii.... Tapi enggak sehoror di Museum Kereta sih. Apalagi pas di bagian kereta jenazah itu. Hiiiii... 


Ruang-ruang pameran kecil-kecil tapi banyak. Ada ruangan khusus kain-kain batik keraton. Kayak batiknya simbah. Warnanya coklat semua, motifnya kuno. Nggak kayak batik-batik jaman sekarang yang bagus-bagus dan berwarna-warni.


Berhubung punya teman cewek museum a.k.a Nias Uciyanti, jadi sering masuk museum. Di keraton malah lebih suka lihat arsitektur bangunan dan halaman keraton. Seneng lihat ada pohon mangga nanas. Mangga favorit. Tuh kan mangga ini emang mangga klasik. Udah ada dari dulu sebelum sebelum muncul mangga madu, mangga apel, dan mangga-mangga yang lain.


Berhubung sudah siang jadi udahan dulu. Lunas sudah janjiku mau maen ke keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Saya sudah jadi warga yang baik pak Sultan nggih.


0 komentar:

KEBUN BUNGA BEGONIA LEMBANG, BANDUNG


Wanita itu memang menyukai bunga. Terutama bunga bank *eh...


Setelah berbunga-bunga di Dusun Bambu, selanjutnya berbunga-bunga di Kebun Bunga Begonia di Jl. Maribaya Lembang Bandung. Dalam perjalanan kita melewati D'Ranch. Oh disini toh D'Ranch. Cukup tahu dan lewat saja, tidak usah mampir. Waktunya mepet hohoho... 


Beberapa menit kemudian sampailah di Kebun Bunga Begonia. Udah sampai di gerbang nya, eh disuruh ke timur lagi buat parkir. Dan dari tempat parkir harus jalan kaki. Nggak jauh sih. Berhubung bawa tas berat jadi agak males gitu. Berat bro...


Karena dari timur kita masuknya lewat jalan keluar yang sempit, bukan dari gerbang utama. Tiket masuk Rp 10.000,-. Waktu itu sih mikirnya kok mahal ya? Terus kita dapat es kayak es lilin gitu. Dapetnya es rasa jagung, masih ada jagungnya gitu, krenyes-krenyes. Nama es nya Fruit.... apa gitu lupa deh. Kata mbak Tining marketing yang serba tau apa aja, es itu dijual juga di depan Malioboro apa di dalem Malioboro Mall gitu deh. Harganya Rp 15.000,-. What? kok mahal amat di Jogja, padahal cuma seuprit doang. Hmmm... Berarti sebenarnya kemarin bukan bayar tiket masuk tapi bayar es kali ya, hahaha...
*apa sih malah ngelantur...


Kita juga dapat topi anyam. Cuma dipinjami sih, nanti dibalikin lagi. Rasanya konyol pake topi ini. Masa bawa tas daypack gede gini pake topi anyam? Kan nggak nyambung jadinya. Tapi berhubung panas banget ya udah deh dipake juga akhirnya. Rasanya jadi anak alay, hwkwkwk...

ya ampun aku merasa alay
Kebun Bunga Begonia kecil aja tempatnya, nggak terlalu luas. Hanya bungan-bunga, patung-patung yang ditata bagus. Entah kenapa ada patung unta di tengah-tengah. Rasanya aneh. Emang ini di gurun? 


Jelas ini wisata buatan. Kreatif ya pemiliknya? Bandung emang kreatif. Gitu sih kata di Jalan-jalan Man hahaha... Bisa jadi alternatif banget buat daerah yang nggak punya wisata alam. Contohnya kota-kota besar. Jangan cuma hotel sama mall aja dong yang dibangun. Bikin wisata kayak gini lho, kan bagus buat pariwisata *tereak ke pejabat-pejabat di Jogja 


Bunga yang ditanam banyak, nggak cuma bunga begonia aja. Ada kembang gundul alias bunga mortel juga. Ihh gemes sama bunga yang satu ini. Favoritku adalah ilalang panjang-panjang dengan background bunga-bunga pink dan putih entah apa namanya.


Panas-panas gini enaknya berteduh sambil makan es. Ada banyak tempat duduk. Bentuknya pun lucu-lucu. Tempat duduk yang beratap entah kenapa sudah diduduki oleh pasangan-pasangan muda. Jadi pengen. Pengen ngusir mereka biar kita bisa gantian berteduh hahaha...


Bunga-bunga.... Cyantik cyantik cyantik *ala-ala Syah**** Part II


Puas dari Kebun Bunga Begonia, balik ke Bandung. Males menghadapi kemacetan di jalan raya Lembang, sok-sokan belok kiri ambil jalan alternatif. Eh ternyata ini menuju ke Dago. Ya ampun sedekat ini tapi nggak bisa mampir itu rasanya gemes banget. Waktu oh waktu....




0 komentar:

Dusun Bambu Family Leisure Park

nyomot dari blog tetangga
Sunday morning in Bandung... Setelah kemarin ke Bandung Selatan, sekarang saatnya ke Bandung Utara. Ke Lembang.... 

parkiran Dusun Bambu
Setelah meninggalkan kota Bandung dengan lalu-lintasnya yang padat, jalannya menanjak terus. Familiar sama jalan menuju ke Lembang ini, karena dulu pernah lewat sini waktu studi banding jaman kuliah. Jaman masih muda gitu. Jaman Nias masih aneh dan tetap aneh sampai sekarang, hahaha...  


Dulu studi banding ke UPI. Mampir makan dulu di rumah makan Grafika. Yaitu Cikole yang hutan pinus dengan pondol-pondok lucu yang bagus itu. Dulu sih udah ada juga pondok-pondok itu. Tapi belum se-booming sekarang. Terus ke Tangkuban Perahu.


UPI udah terlewat, bagaikan nostalgia. Kita nggak pergi ke Tangkuban Perahu dong. Kita mau ke Dusun Bambu Family Leisure Park, aye...


Belok ke kiri dari jalan raya Lembang. Jalannya naik turun belak-belok seru. Ada tempat wisata ramai banget entah apa di pinggir jalan. Sepertinya semacam Dusun Bambu dan Kampung Gajah gitu. Sepertinya Bandung memang banyak tempat-tempat wisata seperti ini. Kreatif ya? Tinggal milih satu tema terus bikin tempat wisata gitu. Gampang gitu, kenapa Jogja nggak bikin kayak gitu? *lo pikir gampang?sok tau deh hahahaha....


Setelah beberapa lama. Eh dari pinggir jalan kelihatan ada air terjun di seberang jurang. Tinggi juga. Air terjun apaan tuh? Baru beberapa meter ada plang bertuliskan Air Terjun Pelangi. Weks, itu kan curug Cimahi yang lagi ngehits itu? Ahhh pengen kesana... Tapi ntar lah, tujuan utama kan bukan kesitu.


Kurang lebih 2 kilometer dari Curug Cimahi, sampailah kita di Dusun Bambu Family Leisure Park. Ihhy, sampai... Dari jalan masuk menuju parkir jalannya muter-muter. Kanan-kiri jalan banyak bunga yang lucu-lucu. Tempat parkirnya dibawah langit langsung, tapi luas. Dari parkiran jalan sebentar ke tempat pembelian tiket. Kemudian dari sini naik shuttle car. Jalan juga bisa sih. Niat awal mau jalan kaki. Tapi belum tahu jaraknya seberapa. Jangan-jangan buat jalan kaki udah capek duluan.


Di dekat tempat menunggu shuttle car ada sawah kecil berundak-undak dengan pondok-pondok di pojokan. Mungkin villa atau semacamnya. Buat orang kota sawah-sawah ini pasti bagus. Buat orang desa kayak aku, kayak gini mah biasa. Sawah gitu lho, tempat maen jaman SD. Nyari ceplukan, mangga, mundu, ikan-ikan kecil, keong, capung, belalang, dan masih banyak lagi harta karun yang lain.


Akhirnya naik shuttle car yang diberi nama wara-wiri dengan hiasan yang mencolok mata tiba juga. Ternyata naiknya cuma bentar, 10 menitan doang. Yaelah, tau gitu tadi jalan kaki aja. Bisa sambil foto-foto hahaha... Mobil wira-wiri berhenti di depan bambu. Kemudian ikut arus aja menuju Lutung Kasarung.

Lutung Kasarung
dekor di dalam
Lutung Kasarung ini tempat makan yang unik. Jembatan dengan kanan dan kirinya tempat makan yang berbentuk susuh manuk alias sangkar burung. Sangkar burung ini dililit oleh tanaman. Lucu. Waktu itu belum buka, mungkin kita kepagian kesana. Cuma bisa mengintip isi sangkar. Tempat duduk berwarna-warni. Tiap sangkar tempat duduknya berbeda-beda.
Pasar Khatulistiwa
Ada juga cafe Burangrang. Dan Pasar Khatulistiwa tempat untuk membeli oleh-oleh. Nggak tertarik ah, cuma motret dari luar aja. Interiornya unik. Ada semacam tampah-tampah (bahasa Indonesianya apa ya?) digantung di langit-langit.


Purbasari atau kolam yang menjadi ikon Dusun Bambu terlihat alami. Banyak pohon dan bunga-bunga di samping kolam. Kolamnya cukup luas juga dengan pondok-pondok tempat makan. Ternyata Dusun Bambu ini tempat makan. Kirain tempat makannya hanya di cafe atau restaurannya saja. Latar belakang danau adalah pohon-pohon tinggi. Backgroundnya langit biru. Indah...


Di bagian atas ada taman bunga. Nah ada juga area yang tidak berbau tempat makan, hahaha... Cantiknya tempat ini. Bunganya itu seperti bunga kenikir. Tapi daunnya bisa menggerumbul dibawah membentuk lingkaran gitu. Terus bunganya mencuat-cuat ke atas. Lucu banget pokoknya. Pengen punya...


Ada sungai kecil yang mengalir dari atas ke bawah. Sepertinya sih sungai buatan. Dikanan kiri sungai banyak bunga cantik-cantik sih. Sebagian bunga seperti yang ada di Taman Selecta. Merah dan ungu. Duh jadi kangen pengen ke Malang lagi hehehe.. Pokoknya suka tempat yang hijau-hijau. Dan yang banyak bunganya.


Bagian favorit di Dusun Bambu ya bagian taman bunga ini. Bunga-bunga.... Cyantik cyantik cyantik *ala-ala Syah**** 



0 komentar:

Blogger Template by Clairvo