Adventure in Taman Safari Indonesia II


Aku suka banget ke kebun binatang. Suka aja lihat binatang-binatang yang ada. Nggak setiap saat bisa lihat singa, harimau, gajah, buaya, dll kan? Paling mentok lihatnya kucing sama kambing haha.. Kata temen main ke kebun binatang itu anak kecil banget. Lah emang aku suka hal-hal yang disukai anak kecil kok hahaha...


preman jalanan nagih jatah wortel >.<
Sejauh ini kebun binatang favoritku ya Batu Secret Zoo. Duh suka banget deh sama kebun binatang itu. Bagus dan lengkap banget. Main kali ini mumpung lagi di Malang, mau main ke Taman Safari Indonesia II di Pasuruan. Pasuruan dan Malang itu kan seperti Jogja dan Magelang saja. Deket lah pokoknya.

tempatnya asri kan

Gerbang Taman Safari dihiasi dengan sepasang tanduk besar dan tiang berukir binatang-binatang. Lucu deh. Masuk gerbang langsung disambut suasana yang teduh dan sejuk, banyak pohon. Taman Safari Indonesia II ini tempatnya berada di bawah gunung Arjuna. Jadi jalannya menanjak dan berkelok-kelok. Setelah pembayaran tiket masuk yang lama karena pengunjungnya sedang ramai, kita pun menuju tempat parkir. Di sebelah tempat parkir adalah semacam terminal bus untuk para pengunjung yang tidak membawa kendaraan pribadi atau membawa motor. Dan masuklah kita ke dalam bus Taman Safari Prigen.


tempatnya enak sih, makanya jalan-jalan terus untanya
Jalannya tambah menanjak. Bus berjalan pelan-pelan, kadang-kadang berhenti. Ada si Komo apa ya? eh iya, pantesan macet. Di Taman Safari pun macet pemirsa. Berhubung binatang-binatang herbivora, jadi tiap mobil berhenti lama buat ngasih makanan. Mana binatang-binatang herbivoranya banyak banget lagi. Ngasih makannya tambah lama, berhentinya tambah lama, kali berapa banyak mobil yang ada. Kalau yang naik bus sih ya bengong aja gitu, nggak bisa ngasih makan hahaha...


tanduk-tanduk spektakuler

Hewan herbivora banyak macamnya. Kebanyakan sih rusa. Hampir semua hewan udah pernah lihat di Batu Secret Zoo. Jadi enggak takjub lagi. Malah takjub lihat hutannya. Asri banget. Pohonnya besar-besar. Beberapa pegawai duduk-duduk di batu. Kok nggak takut diseruduk banteng yang super besar itu ya?

ngobrol santai di tengah kepungan hewan-hewan liar
Sebenarnya hewan-hewan disini dikandangin juga. Cuma kandangnya luas banget, nggak berasa kandang. Antara kandang satu dengan yang lain terutama binatang herbivora dan karnivora diberi pintu yang bisa dibuka ketika ada kendaraan mau masuk dan ditutup kembali. Kayak di Farm Safari di Batu Secret Zoo deh. Nah, kan kendaraannya banyak banget ya, termasuk bus-bus pariwisata yang besar dan panjang. Kan enggak mungkin gerbangnya dibuka-tutup saking padatnya kendaraan yang ada. Pernah ada kejadian harimau nylonong masuk ke kandang rusa nggak ya *penasaran...


hiii ada harimau di belakang mobil patroli
Konsep Taman Safari yang mengkandangkan manusia alih-alih binatangnya emang seru sih. Hewan-hewan disini jadi sedikit lebih bebas. Tempatnya yang di lereng gunung, luas, hijau dan asri emang cocok banget buat tempat tinggal binatang-binatang menakjubkan ini. Tapi aku lebih suka Batu Secret Zoo sih, bisa lihat hewan-hewan dari jarak yang dekat banget. Lebih puas gitu hehe..

gumiho, eh rubah merah
Setelah kurang lebih satu jam kalau nggak salah*lupa, selesailah kita bersafari menggunakan bus. Bus berhenti dan semua penumpang turun. Haaa dimana ini kok enggak ditempat parkir yang tadi? Ternyata masih ada binatang-binatang lain yang dikandangin konvensional seperti kebun binatang-kebun binatang yang lain. Pas banget waktunya bertepatang dengan feeding time. Asyik, bisa lihat mereka makan siang. Pertama lihat bekantan. Makannya daun-daunan gitu. Ada daun ketapang. Ih kok doyan ya?kan ulatnya banyak banget kalau daun ketapang itu, hiii...

bekantan si monyet bule, asli Indonesia
Semangat banget lihat feeding time harimau. Harimau yang di safari ada banyak banget, entah berapa. Sedangkan yang di kandang ada 4 ekor. Badannya besar-besar banget. Gagah deh pokoknya. Kali ini penjaga memberikan daging kangguru buat menu makan siang si puss besar. Kata mbak penjaga menu nya harus ganti-ganti biar nggak bosan. Daging kangguru ini didatangkan langsung dari Australia. Gaya banget ya?

ngasih makan pisang binturong
Sehari puss besar harus diberikan makan minimal 30 kilo daging. Banyak banget ya? Tapi yang dikasih dagingnya kok kelihatan kecil-kecil. Masa kenyang si mpus? Penjaga melempar daging ke berbagai arah biar semua harimau dapat. Eh ada yang terlalu dekat jarak harimaunya. Harimau yang duluan sampai mengaum ke harimau yang baru dapat. Keras banget. Kaget banget, untung nggak copot jantungnya. Ampe bengong dengernya. Serem banget lho. Nggak kebayang kalau lagi di hutan ketemu harimau liar mengaum marah. Bisa-bisa gemetaran pingsan. Langsung dimakan, tamat sudah hahaha... Jadi tambah kagum sama kucing-kucing besar. Emang penguasa hutan deh

gagah

Penasaran sama foto bersama satwa. Udah bayangin anak harimau unyu-unyu kayak di Batu Secret Zoo, yang ternyata udah 2 bulan aja dan agak besar badannya. Eh yang di Taman Safari Prigen ini malah lebih besar lagi badannya. Harimau remaja kali ya. Dan nggak ada unyu-unyunya. Terlihat lemas gitu. Apakah mereka ini diberi obat ya? kelihatan lemes banget. Nggak ada tenaga gitu. Lehernya dirantai. Aduh malah kasihan ngeliatnya.  Selain harimau ada singa, anak-anak oranghutan, anak buaya, dan ular. Ularnya kok nggak dirantai lehernya ya? hahaha...



Untuk pertama kalinya akhirnya lihat penguin. Lucu ya penguin itu? Besok kapan-kapan lihat penguin yang di Gembira Loka, sama apa enggak. Keluar dari Atlantic Marine ini kirain udah habis dan saatnya balik. Ternyata ada show binatang-binatang pintar. Mau nonton hewan-hewan air yang pintar ternyata udah selesai. Ada lagi nanti jam 4 sore? What? Say goodbye deh.



Pas mutusin balik ternyata show gajah baru mau dimulai. Nonton gajah-gajah Lampung beraksi dulu. Duh pintar-pintar banget. Lucu banget pas mereka joget ngikutin musik. Sepakbola, mijitin pengunjung. Pintar banget deh pokoknya. Butuh berapa tahun buat melatih mereka ya? Dapat applause meriah banget dari para pengunjung Taman Safari karena udah menghibur sekali


Pas pulang udah mikir ini baliknya gimana ya? jauh banget kan dari tempat naik bus safari tadi sampai sini. Ternyata dijemput sama mobil besar, bukan bus yang tadi. Terus apa baliknya lewat hewan-hewan yang tadi ya? duh lama banget dong. Karena duduk di depan jadi bisa lihat jalan di depan. Mas supir mengambil jalan kecil yang sepi, khusus untuk pegawai Taman Safari. Jalan bentar, belok kanan, turunan tajam bentar, dan sampailah kita di tempat naik bus yang berada di sebelah parkir motor. Halah ternyata deket aja. Buat safari nya aja yang muter-muter nggak jelas lama banget.

bus Taman Safari
Oke, Taman Safari Indonesia II done. Memakan waktu sampai sore juga ternyata. Dalam perjalanan pulang menuju Malang mampir ke Kebun Raya Purwodadi yang terletak tepat di pinggir jalan raya Malang. Kebun Raya Purwodadi ini merupakan anak cabang dari Kebun Raya Bogor. Selain di Pasuruan, ada juga kebun raya di Bali. Dasar apes, kita sampai 10 menit sebelum jam berkunjung tutup. Alhasil nggak boleh masuk sama petugas. Padahal udah masuk ke gerbangnya lho. Padahal udah kelihatan jalan panjang yang membelah pepohonan hijau Kebun Raya Purwodadi lho. Apes bener, nggak tau kapan bisa kesini lagi  huhuhu... 








0 komentar:

Yang Terlewatkan

Selain Kawah Ijen, melewatkan banyak sekali tempat-tempat wisata di Bondowoso. Rencana di Bondowoso ingin mengunjungi  Kawah Wurung, Jampit Guest House, dan Situs Megalitikum kalau waktu masih memungkinkan. Turun dari Kawah Wurung waktunya itu sudah siang sekali, padahal malam ini harus sudah sampai di Malang lagi. Ya sudahlah, terpaksa Jampit Guest House pun direlakan untuk ditinggalkan.

penampakan Jampit Guest House, bagus kan? kan.
Perjalanan dari Kawah Wurung jalannya agak sepi karena di daerah pegunungan. Lama sekali tidak menemukan perkampungan. Sampai penasaran sendiri, Jampit Guest House sih dimana ya? Katanya tidak terlalu jauh dari Kawah Wurung. Setelah rasanya lama sekali, sampai lah di perkampungan. Dan mendadak ada plang Jampit Homestay. Ah kalau gitu mampir aja. Asyik...

bisa-bisanya aku melewatkan ini  >.<
Belok kanan, masuk sekitar 500m sampai di bangunan-bangunan. Lho, mana Jampit Guest House nya? Rumah kuno plus taman bunganya? Mana mana mana? Ternyata eh ternyata ini adalah Arabica Homestay. Jampit Guest House dari sini jauhnya masih  sekitar 8 kilometer lagi *kalau nggak salah inget. Apah? kok jauh banget? udah bahagia kirain nemu Jampit Guest House, ternyata hanya diberi harapan palsu. Akhirnya menyerah tanpa syarat dan melanjutkan perjalanan, huhuhu...

Sekarang nyesel banget kenapa waktunya kemarin mepet banget. Foto-foto Jampit Guest House terlihat indah dan menggoda di instagram atau di mbah google. Hhhhhh... Selain Jampit Guest House, panorama sepanjang jalan turun menuju Bondowoso indah-indah. Gunung-gunung menjadi obyek pemandangan. Entah apa nama  tempatnya. Kalisat atau Kalipait gitu, lupa deh. Rasanya itu seperti di Ketep, atau di gardu pandang Dieng. Semacam itu lah pokoknya. Yah hanya bisa sepintas aja menikmatinya. Sambil lalu, sambil jalan. Habis istirahat bentar, makan pecel tanpa sayur *aneh deh, dan melewati terowongan pohon *bagus deh, ngebut gila-gilaan deh.

Kabupaten Bondowoso seperti kota Batu, terletak di atas pegunungan. Mendekati Situbondo, terlihat laut Jawa dari kejauhan. Bawah lama makin dekat. Jalan ke bawah pun semakin berkelak-kelok macam di Bukit Bintang, tapi lebih parah. Membelok tajam 180 derajat. Aw aw aw, serem...

Di Situbondo jalan pantai utara alias pantura bener-bener di pinggir laut. Langsung kelihatan gitu laut di kanan kita. Hiii.. Kemudian ada PAITON. Oh ini kan tenaga pembangkit listrik yang pas malam hari kelihatan bercahaya bagus banget waktu jaman studi tour SMA  ke Bali. Sehabis Situbondo terbitlah Probolinggo. Wah ini kan jalan waktu dulu mau ke Bromo. Lewat jalan ini lho, hmmm... jadi nostalgila deh..

Di Probolinggo ini udah maghrib, hampir gelap. Mampir sholat maghrib dulu sambil istirahat. Setelah istirahat, nggak lama udah nyampe di Pasuruan aja. Lah, kok cepet ya? Cepet dari Hongkong? Ngebut gila-gilaan sih iya. Jalan menuju Malang rame banget terutama oleh kendaraan berplat L. Banyak yang ingin menikmati tahun baru disana. Jalan yang super besar itu terasa sempit. Dari Pasuruan ke Malang sih ternyata dekat aja. Sekitar satu jam. Sekitar satu jam kemudian, sampailah kita kembali di Malang.

Halo Malang, hahaha...

0 komentar:

Kawah Wurung I'm In Love

jalan dari Licin menuju Kawah Ijen, bagus ya?
*nyomot dari blog tetangga
Sewaktu diklat di Hotel Edan, eh Eden. Langsung jatuh cinta lihat foto-foto Kawah Wurung di instagramnya My Trip My Adventure. Tambah jatuh cinta pas lihat My Trip My Adventure episode Kawah Wurung. Tempat sebagus itu hanya di Bondowoso aja, masih di Jawa. Nggak bisa dilewatkan sama sekali. Bisakah aku kesana?

*masih nyomot dari blog tetangga hehe..
Dari Genteng, rute menuju Kawah Wurung yang terletak di Bondowoso ini arah menuju kota Banyuwangi. Karena kebodohan kita, ikut saja arahan GPS hp. Bukan GPS asli lho ya, Garmin atau Etrex macam punya sanggar itu. Saking canggihnya aplikasi GPS di hp, jalan kecil pun terdeteksi. Oleh GPS kita diarahkan lewat jalan pintas tercepat. Dan hasilnya adalah jalan kecil di tengah perkampungan dan persawahan yang jelek. Ya Tuhan belum selesai juga cobaan jalan jelek dari kemarin.

jalan serem rawan longsor, hiii
*ini juga nyomot dari blog tetangga
Sekitar satu jam-an, sampailah kita di jalan besar yang halus dan mulus. Guess what, ini adalah rute menuju Kawah Ijen. Ternyata Kawah Wurung dengan Kawah Ijen itu searah. Sial! Ngapain juga kita lewat jalan kecil jelek nggak jelas tadi. GPS hp asem kecut gulo legi lah.... 

selamat datang di Kawah Ijen ^_^
yey aku di (gerbang) Kawah Ijen
Banyak orang lewat juga. Hm.. pasti mau ke Kawah Ijen ini. Di persimpangan jalan ada plang petunjuk jalan Desa Wisata Osing, desa suku Osing penduduk asli Banyuwangi. Oh tempatnya searah dengan Kawah Ijen. Pantesan Yogi kok maen kesana juga. Kirain tempatnya itu Banyuwangi bagian selatan.


Jalan makin lama makin menanjak. Di tengah jalan berhenti sejenak dan memandang ke bawah. Terlihat pemandangan kota Banyuwangi. Wah lumayan tinggi juga ya. Jalan agak sepi, jarang berpapasan dengan orang. Pepohonan lebat di kanan-kiri memayungi jalan. Suasana teduh dan syahdu. Hijau dimana-mana. Seperti jalan milik pribadi. Menyenangkan.

menuju Kawah Wurung
Kanan-kiri jalan diapit oleh tebing, khas jalan di pegunungan. Mengingatkan pada jalan menuju Tangkuban Perahu. Udara makin lama makin dingin. Brrrr.... Mendadak jalan berkelok dan ada peringatan rawan longsor. Jalan di depan sempit dan diapit oleh tebing tanah. Serem bener bayangin kalau kelongsoran. Eh malah ada sepasang kekasih berhenti dan berfoto di tengah tebing itu. Duh cari bahaya aja mereka. Jangan ditiru ya anak-anak. Mau narsis tapi malah celaka kan lucu *eh nggak lucu


Dan sampailah di Paltuding. Gerbang Kawah Ijen di pinggir jalan. Rencana awal memang tidak kesini. Nggak nyangka gerbang masuknya sedekat ini. Oh tidak, sungguh menggoda iman. Ini di depan gerbang Kawah Ijen lho. Tinggal parkir, masuk, jalan 3 kilo, sampailah di Ijen Creater. Masuk, tidak, masuk, tidak. Arghhhh... Ya sudahlah. Niat awal memang nggak kesini sih. Nggak ada persiapan juga. Jaket juga nggak tebal buat nahan cuaca dingin Ijen. Hhhhh... 

Kawah Ijen dari arah Bondowoso
Dengan tidak rela akhirnya berpaling dari gerbang Kawah Ijen dan melanjutkan perjalanan. Dari Paltuding menuju Kawah Wurung pemandangannya indah. Gunung-gemunung dan hijau. Suasananya sejuk, jadi pengen jalan kaki menikmati pemandangan indah yang ada. Ada air terjun entah apa di kanan jalan pas belokan. Air terjun dihiasi batuan besar yang spektakuler. Banyak juga orang yang berwisata disana.

melewati perkebunan kopi
Tidak jauh dari air terjun ada gerbang dengan tulisan selamat datang di Bondowoso. Uhuy Bondowoso. Sampai juga disini. Kalau dari Bondowoso tulisan di gerbang adalah Selamat Datang Di Kawah Ijen Kabupaten Bondowoso. So, Kawah Ijen itu masuk daerah kabeupaten mana sih sebenarnya? Banyuwangi atau Bondowoso? Entahlah... 

what a view, subhanallah
Setelah mulai tidak sabar dan bertanya pada bapak penjaga entah pos apa, tidak lama sampailah di belokan kecil dengan rontek kecil Kawah Wurung. Di pinggir jalan ada semacam pondok kayu 2 lantai penuh dengan orang-orang yang sedang beristirahat. Sepertinya habis dari Kawah Wurung. Wah mereka udah pulang aja. Kita sampai saja belum haha..

here it is
Kawah Wurung
Berbelok ke jalan kecil kita masuk ke kebun kopi. Jalannya kecil dan rusak. Oyeah, jalan rusak lagi. 2 hari dihajar jalan rusak, oye... Tapi masih lebih mending ini sih daripada di Meru Betiri, karena dari tanah dan pasir. Jalannya nggak nanjak tapi berkelak-kelok dan kanan-kiri diapit pohon-pohon kopi yang posisinya lebih dari jalan. Rasanya seperti terkurung di jalan.


Nggak terlalu lama sampailah di perkampungan. Oh ini perkampungan yang didatangi Farah Quin pas mau ke Kawah Wurung di MTMA itu. Model rumahnya mirip perumahan PTPN kemarin pas mau ke Meru Betiri. Cuma lebih bagusan di sana. Hmmmm... apakah ini juga PTPN punya negara ya? konsepnya sih mirip. Perkampungan di tengah perkebunan, pelosok sekali.



Keluar dari perkampungan jalannya hanya jalan tanah setapak yang sempit. Dan langsung nanjak aja gitu. Kok jalannya model jalan di sawah sih? Ya ternyata di kanan-kiri emang udah sawah aja gitu. Awal-awal sih masih kayak kebon. Lama-kelamaan sawah, dengan berbagai macam tanaman. Pandangan menjadi luas. Indah sekali, hijau luas dengan background gunung-gemunung hijau. Ah.. jatuh cinta dengan tempat ini.


Di kiri jalan banyak orang yang bekerja di sawah. Apakah mereka pekerja PTPN juga? Mungkin pekerja PTPN dan warga perkampungan tadi. Beberapa truk juga hilir mudik, mengangkut pekerja pulang ke rumah. Rasanya seperti nonton FTV FTV berseting perkebunan teh di Jawa Barat ya.


Banyak motor yang naik dan turun. Kebanyakan sih turun. Jalan tanah masih menemani sepanjang jalan. Tidak lama ada beberapa orang di pinggir jalan menarik tiket masuk yang murah sekali. Yah namanya juga tanpa fasilitas apapun.


Tidak lama sampailah di tempat parkir. Bukan tempat parkir sih sebenarnya. Hanya beberapa motor yang diparkir berjejer. Tempat parkir abal-abal ini terletak di pinggir kawah. Oh ini dia kenapa tempat ini diberi nama Kawah Wurung. Di depan kita ada kawah, lembah luas nan hijau. Ya Allah, cantik sekali. Indah banget kayak bukit teletubies di Bromo.

titik-titik sapi
titik-titik orang, can you see them?


Sejauh mata memandang hanya hijau semua. Bukit-bukit kecil ada dimana-mana. Terdapat semacam kubangan air di bawah. Ada banyak sapi yang sedang merumput di bawah. Sapi-sapi itu lewat mana ya? mungkin guling-guling nglundung ke bawah kali ya, hahaha... Beberapa orang hanya terlihat seperti titik-titik kecil di bawah.


Sebenarnya pengen ke turun ke bawah. Tapi udara yang dingin mematahkan semangat. Turun sih tinggal nglundung ya, tapi naiknya? Mana bawa tas berat, hadeh... Menikmati pemandangan di atas sini aja ya hehehe...


Sepertinya Kawah Wurung ini menjadi tempat favorit ke dua setelah Baluran. Karena hijau dan luas. Dan sepi.... Baru sebentar disini orang-orang sudah mulai pergi. Para pekerja pun naik truk yang mengangkut mereka pulang.



Ahh damai sekali tempat ini. Bukit-bukit di kejauhan membuatku seperti sedang berada di pegunungan-pegunungan di film-film Ghibli yang luas dan indah. Sungguh menyenangkan. Terima kasih Tuhan sudah menciptakan alamt yang indah ini. Terima kasih Tuhan sudah memberi kesempatan untuk melihat tempat yang indah ini. Berikan aku kesempatan untuk melihat alam ciptaanMu yang sangat indah ini 















0 komentar:

Blogger Template by Clairvo