WISATA KUNJUNGAN MUSEUM

foto pembuka epic kan? hahaha...
Sepertinya ini program dari Dinas Kebudayaan. Entah bagaimana prosesnya, saya sih tau jadi saja hehe... Hari H seperti yang sudah ditentukan, 3 bus dari Dinas Kebudayaan dengan logo WKM di samping bus datang ke sekolah. Satu bus ada pak sopir, kernet, dan mbak pemandu yang semuanya mengenakan batik cokelat rapi. Meluncurlah kami menuju museum pertama yaitu Museum RS. Mata Dr. Yap. Iya, Rumah Sakit Mata Dr. Yap memiliki museum. Baru tau kan/ Apalagi saya. Pasti Nias si cewek museum juga nggak tau tuh. Maaf ya Nil, aku pergi ke museum tanpamu hihihi…


Karena saya tidak ikut bus, tapi naik mobil. Kami parkir di Yap Square, dan bingung. Mana museumnya? Oleh bapak yang sedang membersihkan kebun, dengan baik hati ditunjukkan pintu museum. Ternyata kita lewat pintu belakang museum. Datang agak terlambat, siswa-siswi sedang mendengarkan pengarahan. Kemudian dibagi menjadi 3 kelompok dan menyebar mengikuti pemandu masing-masing. Akhirnya saya mengikuti kelompok yang paling jauh karena ingin melihat-lihat sekeliling museum. Museum RS. Mata Dr. Yap ini merupakan bagian dari rumah sakit. Letaknya di ujung barat utara rumah sakit. Sepertinya sih begitu karena saya belum pernah ke Rumah Sakit Mata Dr. Yap ini dari depan.



Ruangan pertama yang kita masuki adalah ruang tidur dokter Yap, pendiri pertama rumah sakit ini. Disini terdapat tempat tidur model kuno yang sangat bagus. Di sebelah tempat tidur ada meja dan cermin rias istri pak dokter. Semuanya dari kayu dan masih dalam kondisi bagus. Meskipun kesan seram tetap ada walaupun dikit. Ya namanya juga museum. Waktu saya masuk, rombongan siswa-siswa sedang diberikan penjelasan oleh pemandu. Siapakah pemandunya? Yaitu mas Duta Museum DIY jeng jeng jeng..... Inget dulu kita heboh mau ikut acara Duta Museum... Ternyata tugasnya gini, susah ya. Padahal ini termasuk museum kecil. Apa kabar dengan museum besar? Coba Nias beneran ikut dan jadi Duta Museum ya? Kan pemandu saya jadinya Nias hahaha…


Di sebelah ruangan ini adalah halaman yang memisahkan museum dengan rumah sakit. Halaman tidak terlalu luas tetapi bersih dan sangat terawat. Pohon-pohon besar menjulang ke atas, membuat teduh. Pasien yang jumlahnya tidak sedikit terlihat di koridor di seberang halaman. Pemandangan hijau damai ini langsung terusik ketika melihat tulisan di pintu ruangan di samping tempat duduk yang berada di depan ruang tidur Dr.Yap ini. Kamar jenazah! Deng deng…. Ternyata itu hanya syarat saja untuk keperluan akreditasi rumah sakit. Owwww… ya ya ya, akreditasi….

mbak Dewi di sebelah radio kuno
Lanjut ke ruangan berikutnya kita masuk di ruangan kecil yang berisi barang-barang pribadi Dr.Yap peralatan makan dan minum teh kuno tapi tak terlalu kuno. Setrika arang yang saya pernah lihat di rumahnya Bulik, jadi tidak terlalu heran lagi melihatnya. Lukisan-lukisan dan sebagainya. Lanjut ke ruangan sebelahnya lagi adalah ruangan alat-alat praktek kedokteran. Ada juga rak buku yang berisi buku-buku berat jaman dulu. Buku-buku kedokteran. History of Chinese. Iya, Dr. Yap adalah orang Cina. Alat-alat kedokteran yang saya juga ngerti fungsinya untuk apa hehe…


Tidak terasa sudah 1 jam kita di museum. Museum RS. Mata Dr. Yap ini memang hanya terdiri dari 3 ruangan tadi. Sebelum menuju ke museum selanjutnya kita berfoto dulu dengan Duta Museum. Yah, kirain mas Duta Museum ikut juga ke museum selanjutnya. Goodbye mas Duta Museum.


Tujuan selanjutnya adalah museum…. Ullen Sentalu… Ini sih yang senang jelas saya hahaha…. Terimakasih Pak Suryawan ya, bapak kepala sekolah saya yang super baik yang jadinya memilihkan museum kesukaan saya ini hehehe… Dinas Kebudayaan programnya memang okepunya ya. Selain disediakan bus sebagai alat transportasi, tiket masuk juga dibayarin. Kalau di Museum RS. Mata Dr. Yap tadi memang tidak ada biaya masuk alias gratis. Di Museum Ullen Sentalu tiket masuk Rp 60.000,-. Harganya naik dibandingkan terakhir kali saya dan Nias kesini. Tidak lupa Dinas Kebudayaan juga memberikan nasi box sebagai makan siang kita. Kita makan siang dulu dipinggir jalan depan museum sebelum masuk ke museum. Seru ya, rasanya kayak lagi piknik bareng gitu.

lobi museum yang baru
Tepat jam 1 kami masuk museum. Lobi museum sekarang luas dan bagus. Disini juga dibagi menjadi 3 kelompok ditambah dengan guru sebagai pendamping. Saya dan Ika ikut kelompok 2. Meskipun sudah pernah kesini tapi masih takjub saja melihat museum ini. Peraturan disini memang tidak memperbolehkan mengambil gambar di dalammuseum. Padahal kalau boleh saya sih cuma mau ambil gambar bangunan museum aja. Batu, dan kayu mendominasi bangunan ini. Arsitektur bangunan membuat kita seperti sedang berada di film-film kerajaan-kerajaan. Lumut-lumut yang menempel menambah kesan tersebut. Ada ruang pamer yang harus dilewati melalui lorong sempit dan diapit oleh saluran air dengan airnya yang bening dengan selingan lumut dan daun-daun kering. Ditambah dengan pepohonan rimbun di atas kepala yang membuat suasana jadi teduh. Pokoknya tempat ini bagus banget deh. Kata Ika tempatnya saya sekali hehehe… Sayang tidak ada dokumentasinya.


Sedangkan isi museum adalah lukisan-lukisan, foto, baju, alat musik, dll milik kerajaan Keraton Yogyakarta dan Solo. Pemandu kami sangat interaktif dalam memaparkan penjelasan-penjelasan. Sehingga tur kali ini sangat menarik dan terasa sangat singkat. Dalam waktu singkat kami sampai di pembagian jamu awet muda (katanya). Kemudian masuk ke ruang pamer terakhir, dan selesailah tur di Museum Ullen Sentalu ini.



Setelah berada di luar ruang pamer kita baru boleh mengambil foto. Disini juga terdapat toko souvenir yang menjual barang-barang bagus dengan harga yang juga bagus alias mahal. Setelah berfoto-foto cukup lama disini, mari kita sudahi wisata kunjungan museum kali ini. Semoga tahun depan bisa ikut program ini lagi ya 


0 komentar:

Blogger Template by Clairvo