GARUDA WISNU KENCANA a.k.a GWK


Maen sendiri dan maen tinggal ikut memang beda ya. Jadi lebih tahu keadaan di sekitar tempat wisata. Dari hutan mangrove ke GWK tidak memakan waktu lama karena jaraknya dekat. Dan ternyata kompleks GWK itu luas sekali. Dari gerbang menuju parkiran jalannya panjang bener. Terus kita bingung juga parkir motor dimana? Parkir bus berdekatan dengan tebing-tebing yang di sela-selanya tertutup gerbang besi. Masuknya juga lewat mana sih? Duh malah bingung gini…

Ternyata parkir motor terletak di depan, di dekat loket penjualan tiket masuk. Walah ternyata deket, ngapain kita jauh-jauh ke parkiran bus gini ya? Hmmmm…. Di dekat loket ada banyak pohon majapahit, berjajar  rapi dengan buahnya yang menggantung. Gemas, ada buah yang menggantung sangat rendah. Pengen nggigit tapi pahit hahaha…
pohon favorit, pohon majapahit 
Dari loket ternyata harus berjalan kaki cukup jauh untuk menuju  patung Wisnu dan kepala garuda. Dulu studi tour waktu SMA diturunin dari bus deket pintu masuk, jadi taunya deket aja. Dari tempat parkir dan loket kita naik tangga dan menyusuri jalan yang agak menanjak. Di pinggir jalan berjajar toko makanan dan souvenir. Pintu masuk pun melewati toko souvenir yang besar. Pintar sekali ini mengelolanya, belum masuk tempat wisata udah ngabisin duit buat belanja aja hahaha…
maafkan muka selfie saya yang tidak terkondisikan ☺
Sebelum masuk ke patung-patung, kita menonton pertunjukan tari gratis yang diadakan di tempat pertunjukan dengan tempat duduk bertingkat. Seperti sedang berada di BatuSecret Zoo di arena singa laut haha…. Rasanya memang sperti studi tour jaman SMA ya. Nonton tari-tarian. Tapi nontonnya entah dimana saya lupa. Yang saya ingat cuma dulu saya mendadak ketakutan waktu mendengar musik khas Bali, entah pas gamelannya atau apa. Padahal cerita dalam tari lucu sekali, tentang Hanoman versi mesum haaaaa…. Saya malah mundur ketakutan, ditenangkan oleh pak guru olahraga kelas 2 kalau nggak salah. Kalau sekarang sih nggak ada takut-takutnya, yang ada cuma seneng.


Ternyata kita menonton 10 menit sebelum pertunjukan berakhir. Untung juga sih. Mungkin kalau dari awal pertunjukan malah menghabiskan waktu disini. Pertunjukan tari yang entah apa judulnya berakhir dengan para penari yang pingsan kemudian dibangunkan oleh pendeta dengan cipratan air suci. Kemudian mereka menusukkan pisau ke dada tanpa terluka. Wowww… debus ini mah hahah… Selesai pertunjukan tari sebagian penonton berfoto dengan para penari yang semuanya adalah laki-laki. Dan saya tidak pernah tertarik dengan acara beginian, kita langsung keluar aja dari tempat pertunjukan ini.
Add caption

Dari pintu masuk toko oleh-oleh tadi ke pintu pemeriksaan tiket, banyak toko juga. Setelah pengecekan tiket, kita disambut oleh tangga lebar yang diapit patung ular besar. Di kanan-kiri tangga. Di atas tangga ada taman. Kalau mulai dari sini masih ingat nih. Dulu waktu SMA foto-foto sama Papa, Mama, Pita, Gamel, dll disini nih. Papa dan Mama ini teman SMA ya, bukan orangtua hahaha… Dulu tidak ada peminjaman kain penutup. Sekarang ada mbak-mbak yang meminjamkan kain penutup berwarna kuning cerah.

Tempat patung Wisnu berada tidak terlalu ramai. Malah agak sepi. Rasanya luar biasa bisa main kesini pas agak sepi gini. Langka banget. Nggak mungkin bisa kita dapatkan kalau piknik acara rombongan, ya iyalah ya hwkwkwk… ah enaknya main sendiri…. Tapi dengan cepatnya saya bosan, mungkin karena sudah pernah kesini. Foto bentar, cekrek-cekrek terus turun ke patung kepala garuda. Sebelum sampai di patung kepala garuda, kain dikembalikan dulu ke mbak-mbak yang sudah menanti. Lho, kok cuma bentar gini ya pakainya. Ada apa di tempat patung Wisnu tadi, kok diwajibkan pakai dan disini tidak? Sepertinya ada sesuatu yang sakral tadi.

Sementara itu di patung kepala garuda tidak ada yang berubah dari 11 tahun yang lalu. Kok nggak ada perkembangan ya? Hmmmm… Setelah turun ke ke bawah barulah tampak perkembangannya. Di kanan dan kiri tanah lapang berdiri tebing-tebing yang sudah dipotong rapi membentuk persegi. Waktu SMA kesini tebing-tebing ini terlihat sangat spektakuler. Sekarang kita dekati, terasa seperti tebing-tebing biasa pada umumnya hahaha… Memang susah mengalahkan kesan pertama ya.


Di sisi utara tebing-tebing ini, tampak agak jauh badan patung sedang dalam proses pengerjaan. Belum ada kepala garuda, belum ada Wisnu, tapi sudah terlihat tinggi. Entah butuh berapa tahun lagi untuk selesai utuh. Kalau sudah selesai utuh berdiri katanya patungnya akan melebihi tinggi patung Liberty dan akan terlihat dari bandara Ngurah Rai. Wowww… kita tunggu saja dengan sabar haha…

Add caption
Setelah muter-muter bentar akhirnya kita sadar tidak ada apa-apa disini. Kenapa dulu saya sangat tergila-gila sama tempat ini ya? Hwkwkwkwk… Mungkin karena dulu baru pertama kali ke Bali, masih ingusan pula. Semua jadi terlihat indah. Sepertinya semua teman-teman SMA saya dulu sehabis studi tour bercita-cita kembali main lagi ke Bali. Beruntungnya saya bisa kesini lagi sama travelmate saya pula… ❤
replika GWK secara utuh bentuknya gini nih
Akankah napak tilas selanjutnya seindah seperti pertama kali kesini? Lanjut postingan berikutnya hahaha….

1 komentar:

Blogger Template by Clairvo