KE BALI
Liburan akhir tahun
2017 kita ke… BALI…yeah…
Karena ke Bali butuh
dana yang tidak sedikit, saya dan travelmate rajin menabung dari bulan
September. Lama ya nabungnya haha... Tibalah bulan Desember yang terasa sangat
lama. Dan di hari ke 2 liburan kita udah bangun pagi-pagi sekali dan siap-siap
jalan. Saya akui liburan kali ini kita alay sekali, bawa koper coba….. Terpaksa
karena liburan kali ini agak lama. Agak tidak rela, seperti berkhianat.
Backpacker abal-abal apaan kita ini,penurunan sekali ini, hhhh….. Jam 5 pagi
sudah siap menanti go-car yang ternyata cepat juga datangnya. Ternyata rumahku
nggak di desa-desa amat ya hahaha… Langsung kita menuju bandara Adi Sucipto,
liburan ke Bali kali ini kita naik pesawat… Nggaya yah hahaha… Karena kalau naik
bus atau mobil sudah pasti saya mabok, hwkwkwk….. Mau touring, duh faktor U
membayangi. Pengen nyoba lah naik pesawat. Karena belum pernah naik pesawat,
pengen punya pengalaman naik pesawat juga dong. Pengalaman kan guru terbaik ya.
Dan naik pesawat itu rasanya… mumet dan eneg hwkwkwkwk… tetep… Tapi nggak papa,
yang penting sudah pernah merasakan ke bandara, naik pesawat dsb. Duh amatiran
banget sih saya hehe..
Mendarat di Bandara
Ngurah Rai yang besar (dibandingkan bandara Adi Sucipto Jogja), turun dari pesawat
para penumpang dijemput oleh bus yang bau mesinnya tambah bikin mual. Dan diturunkan
di gerbang khas Bali. Wah bangun tidur langsung ada di Bali ini? Excited….. Ah
inilah namanya liburan. Bandara Ngurah Rai ini meskipun luas tapi kok sepi gini
ya? Mungkin karena dampak dari erupsi Gunung Agung jadi sepi. Dari terminal
kedatangan kita menuju parkiran motor yang letaknya nun jauh di pojok sana. Di
sana sudah menanti mas rental motor. Sewa motor kali ini murah. 7 hari sewa
hanya Rp 350.000,-. Lebih murah dari sewa motor kita di Bogor, Bandung, bahkan Malang
jaman masih mudaan dikit. Iya, kita akan liburan di Bali selama 7 hari, wow
lama amat. Tapi ini hanya teori, pada prakteknya tidak bisa full main ke semua
tempat yang kita inginkan. Seperti hari pertama ini.
Keluar dari bandara
kita langsung menuju penginapan yang sudah kita pesan sebelumnya lewat aplikasi
online terkenal itu. Naik motor pelan-pelan saja sambil menghafal jalan. Dengan
cepat kita hafal jalan besar tepat di luar bandara adalah jalan Sunset Road.
Semacam ring road kota gitu. Beruntungnya penginapan kita terletak tepat di
belakang Sunset Road. Jadi gampang dihafalin. Karena kita sampai di penginapan
sebelum jam 14.00, maka kita belum bisa cek in dan cuma menitipkan tas dulu
lanjut maen.
Kita ke Sunset Road dan
balik ke selatan mau ke GWK. Walaupun dulu waktu studi tour ke Bali sudah kesini juga tapi pengen kesini
lagi. Mas travelmate juga belum pernah ke Bali, jadi kan memang “wajib” kesana
ya. Menuju ke GWK kita melewati Universitas Udayana. Wah gimana ya rasanya jadi
mahasiswa Udayana? Piknik terus tiap hari nggak sih, hahaha… Baru sampai
rektorat Udayana, gerimis turun. Waduh, langsung menyurutkan niat kita
melanjutkan perjalanan nih. Dan akhirnya balik badan kembali turun ke utara.
Enaknya kalau main sendiri kayak gini nih. Bisa berubah tujuan semau jidat.
Dan akhirnya kita ke….
Pantai Kuta. Lagi-lagi ini karena tempat “wajib” tadi. Yang masih inget dari
sisa-sisa ingatan jaman SMA dulu adalah setelah dari Joger naik semacam andong
yang ditarik kuda menuju pantai Kuta. Terus pantainya itu ya cuma pasir putih
yang bertemu dengan laut. Udah gitu aja nggak ada yang menarik. Dan ternyata
sekarang yang menarik adalah jalan Legian, jalan yang menuju pantai Kuta.
Jalannya sempit tapi macet banget. Kanan dan kiri jalan berjajar café, bar,
hotel, toko, apapun lah. Dan dipenuhi oleh turis mancanegara. Wah berasa bukan
di Indonesia. Akhirnya saya bisa melihat Monumen Bom Bali yang didirikan untuk
mengingat korban bom Bali itu. Hanya lewat saja, karena letaknya persis di
pinggir jalan yang super padat ini dan kita juga malas untuk berhenti dan
parkir. Kalau berhenti dan jalan lihat-lihat disini po ya nggak malah aneh ya?
Pake jilbab diantara club, café, bar, minuman beralkohol, bule-bule berpakaian
mini. Setelah bermacet-macetan tadi, sampailah kita di pantai Kuta yang
masih sama seperti yang diingat. Parkir motor yang terletak persis di pinggir
jalan penuh. Akhirnya kita cuma pelan-pelan lewat saja, dari ujung ke ujung
tanpa berhenti haha… main nggak niat ini mah.
Keluar dari daerah yang
ramai ini kita mau makan tanpa tau tujuan hendak kemana. Akhirnya cuma survey
jalan sampai ke Denpasar dan berhenti di…..KFC… Terpaksa makan di sini karena
bingung cari tempat makan halal dimana. Padahal mana pernah kita makan di KFC….
itulah enaknya traveling. Atau malah nggak enak ya, hmmmm…. Habis makan yang
menghabiskan banyak uang hanya untuk makan nasi ayam plus saos hmmmm… akhirnya
kita balik ke hotel karena bingung mau kemana lagi. Karena sudah jam 2 siang
jadi sudah boleh masuk kamar. Oke, mari kita masukkan tas dan barang-barang ke
dalam kamar. Setelah beresin barang dan istirahat sebentar kita keluar lagi
dong. Dan kita ke…. Joger hahah…
Jalan menuju Joger ya
sama kayak tadi menuju pantai Kuta. Jalan Legian kali ini lebih ramai dan macet
dibandingkan tadi siang lho. Sampai berhenti beberapa menit tanpa bergerak
menunggu antrian kendaraan di depan. Dan bisa lebih lama menikmati bar, café
dan club yang semakin semarak karena sudah sore menjelang petang. Musik semakin
jedag-jedug terdengar sampai di jalan. Nggak familiar sekali dengan kehidupan
kayak gini, Cuma nonton di film-film aja hehehe… Setelah bermacet-macetan
sekali, sampai juga di Joger. Joger agak sepi, mungkin karena sudah sore.
Sekitar jam 5 kita sampai sini. Joger jaman SMA bagaikan toko harta karun.
Joger jaman now, yah hanyalah seperti toko-toko pada umumnya. Dan saya hanya
membelikan mug lucu dengan 2 telinga untuk diri sendiri. Untung saya tidak
seperti cewek-cewek pada umunya yang kalap liat oleh-oleh pas main.
Habis dari Joger, kita
kembali lagi menuju pantai Kuta melewati jalan yang sudah mulai kita kenal.
Parkiran motor pantai Kuta sudah mulai sepi juga. Pantainya pun sepi juga.
Mungkin karena sudah sore. Yang ramai disini adalah SAMPAH! Sampah-sampah
terutama sampah plastik tersebar disana-sini, membentuk gunungan kecil di
pinggir pantai. Menyedihkan sekali lihatnya. Ikon pantai Bali yang terkenal itu
dipenuhi sampah. Mas travelmate sampai kecewa karena kunjungan pertamanya
kesini disambut oleh sampah. Yang sabar ya Bos!
Kita di pantai Kuta
tidak ada satu jam sudah bosan dan memutuskan untuk pulang ke hotel. Jalan
menuju pulang malah semakin ramai dan macet saja. Semarak sekali kehidupan
malam disini. Dalam perjalanan kami melihat warung tenda dengan ibu penjual
memakai kerudung dan berasal dari Jawa Timur (tulisan di tenda). Wah bersyukur
sekali kita lihatnya, dan berhenti untuk memesan 2 nasi goreng untuk dibawa ke
hotel. Ini liburan di Bali atau gimana sih kok aneh gini yak hahahaha….
0 komentar: