HIJAUNYA HUTAN MANGROVE
Kamis pagi langit masih mendung dan gerimis masih juga
turun. Aduh bagaimana kalau hujan seharian lagi ya? Untunglah sekitar jam 9 pagi gerimis berhenti meskipun langit belum biru cerah. Tanpa menunggu langit cerah
kita langsung siap-siap maen keluar. Hari ini mengantisipasi hujan kita maen
yang dekat-dekat saja. Kali ini kita maen di daerah selatan, alias ke
tempat-tempat touristy sekali.
Tempat pertama tidak terlalu touristy sekali. Kita ke
hutan mangrove. Saya selalu suka ke hutan mangrove. Karena pohon mangrove itu
hebat. Mencegah abrasi dan jadi rumah banyak hewan laut yang bisa dimanfaatkan.
Dan karena judulnya hutan jadi ya saya pasti suka hahaha…. Tidak butuh waktu
lama untuk sampai di huran mangrove ini karena letaknya dekat dengan hotel.
Kurang lebih 20 menit saja. Itu pun karena kita harus memutar bypass lagi karena
meskipun di pinggir jalan bypass yang luas, jalan menuju kesana kecil dan
terlewat begitu saja.
Dari jalan besar yang ramai, kita masuk ke jalan aspal
kecil yang sepi sekali. Jalannya pun gelap karena kanan dan kiri diapit rapat
oleh pohon-pohon bakau. Berarti kanan dan
kiri jalan ini sudah laut ya, apa sungai, hmmmm…. Jalan ini berujung
pada tempat parkir hutan mangrove. Parkiran masih sangat sepi. Kita adalah pengunjung
pertama yang datang haha….
Setelah membayar tiket, kita masuk ke hutan mangrove
di belakang petugas yang sedang meletakkan sesaji di pinggir-pinggir jembatan
kayu dengan jarak beberapa meter. Saya penasaran dengan sesaji tersebut. Apa
saja isinya ya? Ada beberapa kelopak bunga kenikir kuning, bunga pancawarna
ungu, ada sekeping biskuit kecil, dan 1 buah permen. Ada pula rokok 1 batang.
Semua itu diletakkan pada kotak kecil yang terbuat dari janur atau daun kelapa
yang masih muda. Sepertinya isian sesaji tidak selalu sama di beberapa tempat
di Bali.
bunga bakau |
Kembali lagi ke hutan. Oleh petugas kita diperingatkan
supaya berhati-hati karena jalannya sangat licin sehabis hujan. Hutan mangrove
ini bisa dijelajahi malalui jalan kayu yang melintasi tengah-tengah hutan. Ini
adalah hutan mangrove terbagus yang pernah saya datangi. Pohon-pohon
mangrovenya subur dan sangat hijau. Banyak pohon yang berbunga. Ternyata bunga
mangrove itu cantik ya. Banyak jenis tanaman juga disini yang berbunga cantik juga berbuah. Di sela-sela akar mangrove yang mencuat-cuat itu,
sampah pun tidak terlalu banyak. Tidak seperti hutan mangrove di pantai Bama Baluran dulu yang banyak sampah.
Berjalan-jalan di jalan kayu di tengah mangrove ini
rasanya damai. Tidak ada suara apapun kecuali suara burung-burung kecil yang
mencuit-cuit, dan suara bising teredam serangga-serangga. Apalagi hanya ada
kita berdua disini. Sudah tentu saya suka tempat-tempat sepi seperti ini.
Karena jarang sekali ada tempat sepi. Bumi sudah penuh sesak oleh
manusia-manusia.
Anyway…. Jembatan kayu ini satu-satunya jalan untuk
menjelajahi hutan mangrove. Kita jalan santai saja karena jalannya licin dan
bolong di beberapa tempat. Jembatan kayu lurus saja ke depan. Di sebelah kiri
terdapat tempat duduk untuk mengamati burung, begitu sih tulisannya. Kemudian
jembatan kayu belok ke kiri. Dari sini jembatan kayu tidak seimbang dan miring
sebelah. Walah jadi uji nyali gini. Kepleset dikit nyebur deh ke air.
Add caption |
Add caption |
Lepas dari jembatan miring kita langsung diapit rapat
daun-daun bakau di kanan-kiri jembatan. Tidak ada sela air seperti di
awal-awal. Seperti sedang berada di terowongan hijau, dikepung daun bakau. Di
antara terowongan hijau bakau ada celah dengan tangga kayu yang mengarah ke
bawah. Sepertinya ini semacam dermaga untuk menaiki perahu mengelilingi hutan
mangrove ini. sepertinya begitu meskipun tidak ada satupun perahu yang
terlihat. Wah sepertinya seru menaiki perahu membelah hutan bakau ini. Tau-tau
di belokan pohon bakau dihadang buaya, hahah… imajinasi saya terlalu liar…..
menara pandang |
Keluar dari terowongan hijau kita berada di ruang
terbuka dan di hadapan kita terdapat menara kayu setinggi 2 lantai. Disini
jembatan bercabang 2 ke kanan dan ke kiri. Jalan arah kiri mengarah ke jalan
awal tadi melalui jalan setapak di sebelah kiri jembatan kayu yang kita lewati
ini. Okey, berarti kita belok kiri untuk melanjutkan perjalanan.
Mulai dari sini suasana menjadi gelap. Pohon-pohon
bakau menjulang tinggi. Akar-akarnya mencuat kemana-mana, seolah ingin
menggapai jembatan kayu. Entah kenapa disini saya merasa sedang berada di dunia
Upside Down nya Stranger Things. Akar-akar pohonnya itu lho, mirip banget
kaki-kaki monster di upside down Stranger Things season 2. Mana suasananya juga
gelap. Mirip banget deh pokoknya. Okey, saya memang kebanyakan nonton film
fantasi yeah…. Terimakasih ya daya imaginasiku, you’re rock, yeahhhh… Hwkwkwk
*ngelantur di tengah postingan.
Add caption |
Dari sini jalannya berbelok ke kanan dikit dan
menemukan jembatan bercabang 2 lagi. Jembatan di sebelah kiri ditutup, mungkin
sedang direnovasi. Lanjut jalan lagi, jembatan semakin sempit dan pohon bakau
semakin rapat. Tidak lama kita bertemu bapak yang sedang menyapu jembatan. Oh
ada yang bertugas menyapu jembatan ya? Pantesan dari tadi jembatan kayu ini
bersih, hanya satu dua daun yang jatuh di jembatan. Si bapak mulai menyapu
mulai jam berapa ya? Jam segitu sudah sampai sejauh ini.
Setelah bapaknya udah agak jauh, kita uji nyali.
Lari-lari kecil karena pengen cepet sampai di ujung, mengejar waktu juga. Udah
jembatannya kecil, licin, pake lari-lari lagi. Seru deh. Apalagi kalau kecebur
sih hahaha… Jembatan semakin mengecil dan pohon-pohon bakau mulai menjauh dari
jembatan. Saya suka sekali pohon-pohon bakau di bagian ini. pohon-pohon
bakaunya seperti mengambang di atas air. Seperti sedang berada di rawa di film
The Notebook yang ada banyak angsanya itu. Jadi pengen naik perahu sekeliling
pohon-pohon ini deh. Didayung sama Ryan Gosling ya hwkwkwkw….
Add caption |
Sepertinya kita sudah sampai di ujung jembatan. Benar
saja, jembatan berakhir di sebuah bangunan terbuka dengan beberapa tempat duduk
di dalamnya. Dari sini kita bisa melihat jalan tol Tanjung Benoa di kejauhan. Motor
boleh lewat tol enggak ya? Jadi pengen kesana ya, mumpung di Bali gitu.
Secara keseluruhan hutan mangrove ini bagus… terutama
karena sepi hahaha… Jadinya suasananya syahdu. Terus hijau juga. Sama hutan
bakau pantai Bama saja jelas bagus ini ya. Ah enaknya kalau jalan-jalan sendiri
ini kayak gini. Bisa nentuin tempat-tempat hijau yang mau kita datengin hehe…
Add caption |
0 komentar: