Kebun Raya Baturaden, Mana Kebunnya?
Saya pecinta kebun raya dan jatuh cinta dengan Kebun Raya
Bogor. Kemudian berlanjut ke Kebun Raya Purwodadi yang berada di Pasuruan Jawa
Timur. Pada liburan abal-abal kali ini kita (saya & travelmate), pergi ke
Purwokerto. Orang-orang kalau ke Purwokerto pasti ke Taman Wisata Baturaden.
Kalau tujuan saya sih sudah pasti adalah…. Kebun Raya Baturaden. Dan beberapa
tempat lain yang antimainstream tentu saja.
Berangkat dari Jogja sudah agak siang sekitar jam 9 nan. Lewat
jalur selatan dan terkagum-kagum dengan jalan Daendels yang sekarang
mulusssssss…. Masih teringat parahnya jalan Daendels dulu sampai-sampai
kendaraan yang harusnya berada di sisi kiri, semua jadi di sisi kanan. Meskipun
jalannya mulus, ternyata kita malah nyasar. Di akhir jalan yang belok kiri
adalah ke arah Karang Bolong, kita belok kanan yang kita kira menuju jalan
Kebumen-Gombong. Ternyata adalah jalan entah dimana yang hasilnya kita nyasar
dan lewat jalan kecil yang rusak. Kirain udah enggak bakal mengalami lagi
nyasar di jalan jelek. Ternyata masih… hmmm
Sepanjang jalan sambil nostalgia dulu sama Geng Lesehan lewat
sini mau nginep ke rumah Tami. Ya ampun udah 7 tahun yang lalu aja. Masih inget
mau ke rumah Tami belok ke kanan arah Purbalingga, kita sekarang belok kiri
jalur alternatif ke Baturaden. Sampai di sini sudah siang dan agak khawatir
kalau Kebun Raya Baturaden udah tutup. Ternyata masih buka, Alhamdulillah,
tetapi……
Setelah bayar tiket masuk, perjalanan kita ke Kebun Raya nya
ternyata masih jauh. Melewati hutan yang bagussssss… meskipun mulai gelap
karena mendung. Sampai di parkiran, sudah sepi… Soalnya udah sore sih ya. Dan
baru aja sampai di depan anak tangga di bawah gerbang, gerimis mulai turun… Ya
Allah, apes bener deh. Apa-apaan ini belum juga 5 menit terpaksa harus balik. Tiketku….
Lanjut cari makan dulu. Sampai di tempat makan yang lucu,
hujan turun dengan derasnya. Terpaksa nongkrong lama menunggu hujan reda. Jam 5
sore baru reda hujannya. Kembali ke penginapan dan enggak kemana-mana lagi.
Kegiatan paling menyenangkan di hotel ketika menginap di luar kota adalah
menonton siaran televisi lokal. Acara siaran televisi lokal itu lucu dan seru karena
memakai bahasa daerah. Kali ini kita nonton orang-orang ngomong ngapak di
televisi. Ora ngapak ora kepenak. Ini kok maen ala backpacker abal-abal kita
semakin nggak jelas gini yah haha..
Pagi hari setelah beres semua kita kembali ke Baturaden dan
melewati Unsoed. Owww disini toh Unsoed itu. Balik lagi ke Kebun Raya Baturaden
dan beli tiket lagi, hmmmm… Berhenti bentar di dekat pos retribusi, karena di
kanan-kiri jalan ada bunga-bunga pink cantik entah bunga apa. Foto-foto dulu dong
kita. Di pinggir jalan banyak tenda-tenda berdiri. Mungkin sedang ada yang
kemah.
Menuju ke Kebun Raya Baturaden lewat hutan yang bagus
kemarin. Sampai di parkiran masih sepi…
Di bawah gerbang sudah ada sekelompok
pemusik seperti yang ada di Malioboro. Di pinggir jalan, pada bagian bunga
tidak ada bunga samasekali, bahkan banyak tanaman bunga yang rusak. Ada tulisan
sedang diperbaiki. Di bagian ini semua tanaman bunga tampak menyedihkan. Tapi ya nggak papa sih, di Kebun Raya memang nggak ada bagian bunga sih. Lah disini malah ada ya walaupun menyedihkan.
Balik lagi ke deretan anak tangga yang menjulang sampai ke
atas. Penasaran, ada apakah di ujung anak tangga? Sampai di atas… jeng jeng
nggak ada apa-apa. Ngok! Apaan nih? Hanya ada semacam penampungan air di puncak
tangga. Selain itu tidak ada apa-apa. Hanya pepohonan sejauh mata memandang.
Haaaa hutan ini mah, mana kebunnya? Masa Kebun Raya Baturaden cuma tangga ini
doang sih.
Karena penasaran kita mendaki ke atas. Malah hiking ini.
Sampai di puncak banyak pengunjung. Wah lewat mana mereka? Oh ternyata ada
jalan menuju ke atas sini. Dan ada bangunan merah bata semacam tempat menginap
gitu. Oke, mungkin pusat Kebun Raya Baturaden diatas sini bukan di tangga bawah
tadi. Jadi optimis lagi. Jalan lagi mengikuti jalan aspal. Pada diliatin
orang-orang yang naik motor dan naik angkot karena cuma kita doang yang jalan
kaki. Motor kan kita tinggal di parkiran di bawah sana….
Di sekitaran bangunan merah bata tadi ada kantor Balai
Konservasi yang terlihat sepi. Di depannya ada Kebun Obat. Kita kesini dulu
aja. Kalau di Kebun Raya Purwodadi kebun obat pagarnya digembok dan nggak bisa
dimasuki, disini nggak ada pintunya. Lagi-lagi ini adalah hutan, mana kebunnya?
Tanpa ada papan keterangan, tanaman obatnya terlihat seperti semak belukar.
Tanamannya banyak yang asing dan baru pertama kali lihat. Ada yang berbunga
ungu indah dan ada yang seperti bunga matahari kecil. Padahal bagus begini ya,
sayang kurang perawatan. Kebun Raya Baturaden itu kapan didirikan sih? Kok
semuanya terlihat tua gini dan tidak terawat.
Di dekat Balai Konservasi ada bangunan yang terletak di atas
jalan. Tertulis rumah kaca/koleksi anggrek. Pintu depan rumah kaca tertutup dan
digembok, hmmmm… Di sebelah rumah kaca ada semacam kamar yang bisa disewa
sepertinya. Terlihat nyaman meskipun kecil. Di depan rumah kaca terdapat tempat
bermain anak-anak. Ayunan, rumah pohon, jembatan menuju rumah pohon, semua
terlihat bobrok dan tidak terawat. Sayang sekali ya.
Akhirnya kita kembali ke bawah dan membawa kendaraan ke atas
lagi. Dari Balai Konservasi lurus terus dan ketemu bangunan entah apa di
pinggir jalan. Bangunan putih tersebut besar dan terlihat sangat megah di
tengah-tengah hutan. Terlihat sepi dan kosong melompong. Sepertinya cocok untuk
tempat shooting film horror atau thriller yang jauh dari manapun.
Melanjutkan perjalanan menuju Taman Liana dan koleksi pohon bambu,
konsep kebun raya semakin tidak jelas. Taman Liana hanyalah tulisan di tembok
di pinggir jalan. Di sekitar tulisan terdapat beberapa tempat duduk. Mungkin
yang dimaksud adalah taman yang diberi nama Liana. Kirain Liana itu sejenis
tanaman atau bunga tertentu gitu. Setelah Taman Liana, konsep kebun raya
semakin kabur. Yang ada adalah jalan yang diapit pepohonan di kanan dan kiri
jalan. Ini sih hutan lho, mana kebunnya?
0 komentar: