Padang Sabana Bukit Sumurup Gunung Pangonan
Basecamp Bukit Sumurup
berada di antara Candi Arjuna dan Kawah Sikidang. Mudah ditemukan karena berada
di pinggir jalan. Tiket masuk hanya sebesar Rp 10.000,- saja per orang (kalau
tidak salah ingat). Tempat ini belum lama diresmikan oleh Gubernur Jawa Tengah
Bapak Ganjar Pranowo. Sehingga belum terlalu ramai oleh pengunjung.
Kata bapak penjaga pos
untuk menuju padang savanna diperlukan waktu sekitar 20 menit. Oya?... Okay,
perjalanan dimulai. Jalannya mendaki sedikit demi sedikit lama-lama mendaki
banget. Belum-belum sudah disuguhi tanaman bagus entah apa dipinggir jalan.
Baru pertama kali lihat. Rasanya pengen tak boyong ke rumah. Terus ada buah
liar entah apa mirip murbei gitu. Beri liar kita sebut saja begitu. Pengen nyoba
makan tapi nggak berani. Takut beracun. Lagi liburan sakit perut kan nggak
lucu. Pohon carica tiada habisnya. Di sebelahnya ada pohon tomat Belanda yang
tidak terlalu besar tetapi berbuah banyak…. Ini pengen tak bawa pulang juga.
Baru jalan bentar jalannya
nanjak banget mana licin. Licin tanah kering sih bukan licin air. Dari atas
beberapa cowok turun dengan kostum serius naik gunung. Minggir dulu ngasih
jalan mereka. Kita berhenti di semacam taman. Ada tempat untuk duduk-duduk dan
terdapat banyak tanaman hias juga. Semacam daun pohon genjer ayam yang merah
itu. Ada juga bunga pink besar cantik banget. Sepertinya sih bunga dahlia.
Ahhh… bahas tanaman mulu sih ini
Balik ke jalan lagi.
Makin menanjak aja ini jalannya. Duhhh…langsung ngos-ngosan. Dikit-dikit
berhenti pake alasan ambil gambar, padahal biar ada kesempatan ambil nafas.
Jalannya bagus. Kanan-kiri jalan ada pagar tanaman merah berjajar rapi. Pinter
deh pengelolanya, jalannya bagus gini. Tiap beberapa meter ada tempat duduk
sederhana dari batang pohon buat istirahat. Ada pohon tumbang pula di tengah
jalan. Langsung nemplok aja deh kayak cicak di pohonnya. Capek hhhhhh….
Dari atas sini
kelihatan Kawah Sikidang dengan orang-orang yang kelihatan kecil kayak semut.
Owww ini di atas Sikidang to. Di ujung jalan sebelum belok kanan ada papan
kecil kearah kiri petunjuk entah kemana. Lanjut jalan belok kanan agak menanjak
kita bertemu dengan jalan cor. Lahhhhh… kok ada jalan cor gini di atas jalan
kita tadi? Ternyata ini jalan “resmi” menuju Bukit Sumurup Gunung Pangonan. Dan
jalan kita tadi adalah jalan cepat alias menanjak pake banget. Ah persis kayak
di Pulau Sempu. Dicariin jalan cepet yang ekstrim.
Jalan cor ini datar
aja. Bisa jalan santai sambil menikmati pemandangan. Walapun pemandangannya
pohon doang haha.. Jalan-jalan di gunung itu
memang harusnya santai seperti ini. Nggak pake ngos-ngosan. Emang ada
jalan-jalan di gunung? Mendadak ada jalan cor kecil di sebelah kanan jalan
utama. Menuju kemana lagi ya ini? Jalannya tertutup pohon pinus tumbang.
Sampailah kita di pos
terakhir sepertinya. Ada semacam tempat berlindung yang dibuat ala kadarnya.
Dari sini jalannya menurun. Dan ada serombongan orang yang ngos-ngosan naik
dari bawah. Sepertinya mereka habis camping semalam menilik tas carier mereka
yang besar. Setelah menyapa sebentar lanjut jalan ke bawah. Wah kalau jalannya
ke bawah ini berarti udah mau sampai, uhuyyy.. Kita jalan diapit
pohon-pohon bambu hias. Bagus deh berasa bukan di gunung gitu. Baru kali ini ke
gunung ada pohon bambu. Berasa di Jepang haha… walaupun agak deg-deg an juga
bayangin gimana kalau ada ular mendadak muncul hiiiii… Tidak lama terlihat
padang rumput di bawah sana. Ah itu dia padang savanna yang kita cari.
Sampai di bawah
terlihat hamparan luas padang rumput hijau yang dikelilingi gunung membentuk
lingkaran. Ya Allah sampai juga disini. Rasanya seperti mimpi berada di padang
rumput di atas gunung terpencil. Meskipun untuk menuju kesini butuh perjuangan.
Di usia segini dan belum ada sebulan habis mengalami tindakan medis, mungkin
aku memang gila…
Masih ada 3 orang
pengunjung disini. 2 cewek dan 1 cowok. Sepertinya mereka nge-camp disini dari
semalam. Sekarang mereka duduk-duduk santai di bawah pohon yang hanya ada di
pingir mengelilingi kawah. Posisi mereka kelihatan nyaman sekali. Berteduh di
bawah pohon, ngobrol-ngobrol. Langsung bayangin piknik dibawah pohon itu juga.
Tiduran di atas alas, baca buku, ngemil, terus tidur siang. Ahhh daripada
berkhayal langsung saja kita ke padang rumput yang sangat luas itu.
Tempat ini adalah
kawah. Kawah yang hijau seperti Kawah Wurung, meskipun tidak seluas Kawah
Wurung. Kita masih bisa melihat pohon-pohon di seberang paling jauh. Masih
sangat luas sekali untuk kita berguling-guling dari satu sisi ke sisi seberang.
Di kejauhan ada bayangin hitam. Kita tebak-tebakan apakah itu genangan air atau
bayangan awan. Biar tidak penasaran langsung aja kita menuju kesana.
Ternyata ada genangan
air yang cukup luas. Mungkin karena sedang musim hujan. Dari kejauhan seperti
ada dinding kuning dari pohon entah apa yang luas. Setelah didekati ternyata
adalah pohon bambu, sama seperti pohon bambu yang tadi. Kok bisa kuning indah
gitu ya. Pohon bambu yang tadi hijau aja tuh daunnya. Ternyata dari jauh jadi
kuning. Bagus banget.
Tempat ini seperti
benteng rahasia di tengah gunung gitu. Tidak terlihat dari bawah. Hanya
terlihat dari tempat yang lebih tinggi. Siapa dulu yang pertama menemukan ya?
Bagaikan menemukan harta karun terpendam. Tempat indah yang tersembunyi kayak
di film-film gitu. Hanya ada pohon hijau, rumput hijau luas, dan angin kencang
yang sejuk.
Tempat favoritku memang
yang seperti ini. Hijau, luas, sepi. Sejauh ini tempat favoritku adalah savana
Bekol di Taman Nasional Baluran, Sadengan di Taman Nasional Alas Purwo, dan
Kawah Wurung. Sekarang ditambah lagi dengan savana Bukit Sumurup Gunung
Panggonan ini. Kata temanku, kenapa kok suka? Memang ada apa disana? Aku jawab,
tidak ada apa-apa. Hanya ada kita dan alam saja. Sungguh damai
Ya Allah aku suka
banget tempat ini. Hijau…. Luas…. Sepi… Sampai disini 3 orang dibawah pohon nun
jauh disana tadi langsung tidak kelihatan. Aku pun dengan bebas bisa melepas
jilbab untuk memperbaiki rambut acak-acakan yang keluar dari jilbab karena
terkena angin. Baru sekali ini bisa melepas jilbab di luar tanpa ada orang lain
yang bisa melihat. Sejuk banget rasanya terkena angin. Muka langsung terasa
segar. Ya Allah damainya…. Tempat ini seperti milik ku pribadi saja.
0 komentar: